Terimakasih telah mengunjungi halaman ENVERITA.COM, kami sangat menghargai waktu anda dan berharap anda menemukan apa yang anda cari. Jangan ragu untuk menghubungi kami jika ada pertanyaan atau kebutuhan lebih lanjut.
"Siapa penemu mancing" pertanyaan yang seringkali muncul di kalangan pemancing maupun masyarakat umum. Namun, jawabannya tidak sesederhana menyebut satu nama orang. Mancing bukanlah "penemuan" seorang individu, melainkan sebuah ide yang lahir dari kebutuhan untuk bertahan hidup pada zaman dahulu. Tidak ada satu pun "Ilmuan"-nya dunia pancing. Aktivitas ini berevolusi dengan perkembangan peradaban manusia.
Artikel ini akan menelusuri jejak sejarah memancing untuk memahami bagaimana aktivitas ini pertama kali muncul dan berkembang.
Masa Prasejarah: Dari Tangan Telanjang hingga ke Tombak dan Kail Sederhana
Pertama zaman Prasejarah, sebelum adanya kail dan tali, manusia purba sudah berburu ikan, dengan metode awal mereka kemungkinan besar adalah:
Menangkap dengan tangan (noodling): Menjebak ikan di celah batu atau lumpur.
Menggunakan tombak dan panah: Berburu ikan di perairan dangkal.
Membuat bendungan atau perangkap: menjebak ikan di area tertentu.
Lonjakan besar terjadi ketika manusia purba mulai menciptakan kail. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa kail pancing pertama kali dibuat dari bahan alami di sekitarnya seperti:
Kail dari Tulang dan Cangkang Kerang: Di gua-gua di Timor Leste, para arkeolog menemukan kail pancing yang terbuat dari cangkang kerang yang berusia sekitar 23.000 tahun. Ini adalah salah satu bukti tertua di dunia.
Kail dari Batu: Di Pulau Okinawa, Jepang, ditemukan kail pancing dari batu yang berusia sekitar 22.000 tahun. Penemuan ini sangat menakjubkan karena menunjukkan bahwa manusia purba sudah mampu melakukan pelayaran untuk menangkap ikan di laut lepas.
Kail-kail sederhana ini adalah "penemuan" tak ternilai yang mengubah cara manusia berinteraksi dengan perairan. Mereka adalah "penemu" sejati, meskipun nama mereka hilang ditelan zaman.
Peradaban Kuno: Mancing Bukan Hanya untuk Makan, Tapi juga untuk Kesenangan
Seiring berjalannya waktu, memancing berkembang dari sekadar kebutuhan menjadi sebuah seni, ilmu, dan bahkan hiburan/kesenangan.
Mesir Kuno (sekitar 2000 SM): Lukisan dinding di makam-makam Mesir kuno menggambarkan orang yang memancing di Sungai Nil. Mereka sudah menggunakan kail dari perunggu, tali dari rami, dan bahkan jaring. Bagi orang Mesir, memancing adalah bagian dari kehidupan sehari-hari.
Tiongkok Kuno (sekitar 400 SM - 200 M): Catatan sejarah Tiongkok, termasuk tulisan filsuf Shang Yang, menyebutkan tentang pentingnya memancing bagi perekonomian. Yang lebih mengagumkan adalah penemuan kail besi cor pada masa Dinasti Han, sebuah teknologi yang jauh lebih maju dari bahan tulang atau batu. Bukti arkeologi dari situs Maqiao di Shanghai menunjukkan penggunaan kail besi ini.
Yunani dan Romawi Kuno: Bangsa Romawi dan Yunani menyempurnakan teknik memancing. Penulis Romawi, Claudius Aelianus, pada abad ke-2 Masehi, mencatat salah satu teknik memancing paling awal di dunia dalam bukunya "On the Nature of Animals". Dia menggambarkan teknik orang Makedonia yang menggunakan "kail buatan" dari bulu dan wol untuk memancing ikan trout—sebuah proto-fly fishing yang sangat primitif.
Siapa yang Dianggap "Bapak" Memancing di zaman Modern?
Jika harus menyebut satu nama yang berjasa mempopulerkan memancing sebagai sebuah hobi dan seni, maka dialah Dame Juliana Berners, seorang bangsawan dan biarawati dari Inggris.
Pada tahun 1496, sebuah buku berjudul "A Treatyse of Fysshynge wyth an Angle" diatribusikan kepadanya dan dimasukkan dalam The Boke of St. Albans. Buku ini dianggap sebagai buku pertama yang secara khusus membahas seni memancing sebagai rekreasi, bukan sekadar untuk mencari makan.
Buku tersebut membahas:
Cara membuat kail dari besi.
Cara membuat tali pancing dari rambut kuda.
Berbagai jenis umpan buatan (fly) yang meniru serangga asli.
Etika dan filosofi memancing.
Karena kontribusinya inilah, Dame Juliana Berners sering dijuluki sebagai "Bapak (Ibu) Ilmu Memancing Barat".
Jadi kesimpulannya siapa penemu mancing?
Bukan seorang individu, melainkan manusia purba yang secara kolektif dan bertahap mengembangkan alat dan teknik untuk menangkap ikan.
Penemu kail pancing pertama adalah para inovator tak bernama dari zaman batu yang tinggal di gua-gua seperti di Timor Leste dan Okinawa.
Bagi yang mencari figur bersejarah, Dame Juliana Berners adalah tokoh kunci yang mengangkat memancing dari aktivitas subsisten menjadi sebuah hobi yang penuh seni dan filosofi.
Mancing adalah warisan peradaban yang usianya setua manusia itu sendiri, sebuah bukti dari kecerdikan dan hubungan mendalam kita dengan alam.
Referensi
Berikut adalah sumber-sumber akademis dan terpercaya yang mendukung data di atas:
Untuk Kail Tertua di Timor Leste:
O'Connor, S., Ono, R., & Clarkson, C. (2011). Pelagic Fishing at 42,000 Years Before the Present and the Maritime Skills of Modern Humans. Science, 334(6059), 1117-1121.
Untuk Kail Batu di Okinawa, Jepang:
Fujita, M., Yamasaki, S., Katagiri, C., et al. (2016). Advanced maritime adaptation in the western Pacific coastal region extends back to 35,000–30,000 years before present. Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), 113(40), 11184-11189.
Untuk Memancing di Mesir Kuno:
Brewer, D. J., & Friedman, R. F. (1989). Fish and Fishing in Ancient Egypt. The American University in Cairo Press. (Buku ini adalah sumber komprehensif tentang bukti arkeologis memancing di Mesir).
Untuk Kail Besi di Tiongkok Kuno (Maqiao):
Chen, X. (2015). Archaeological Study of the Maqiao Site. Shanghai Classics Publishing House. (Sumber dalam bahasa China, tetapi banyak dirujuk dalam literatur arkeologi internasional).
Diskusi tentang teknologi besi cor Tiongkok kuno dapat ditemukan dalam karya Joseph Needham, Science and Civilisation in China.
Untuk Teknik Fly Fishing Kuno oleh Aelianus:
Aelianus, Claudius. On the Nature of Animals (Buku 15, Bagian 1). Terjemahan dapat ditemukan di berbagai sumber, salah satunya dalam buku A History of Fly Fishing oleh Conrad Voss Bark.
Untuk Dame Juliana Berners dan "A Treatyse of Fysshynge wyth an Angle":
Berners, Juliana. (1496). A Treatyse of Fysshynge wyth an Angle. Dicetak ulang dalam The Boke of St. Albans.
Naskah aslinya dapat dilihat di arsip digital perpustakaan seperti The British Library. Banyak analisis modern tentang buku ini, misalnya dalam: McDonald, John. (1963). The Origins of Angling. Doubleday & Company.