Pernahkah kamu mengalami hal aneh ini: tengah malam terbangun tiba-tiba, mata langsung melek, segar, bahkan kadang susah tidur lagi. Tapi begitu alarm berbunyi di pagi hari, mata rasanya berat, badan malas bangun, dan bawaannya ingin tarik selimut lagi? Fenomena ini ternyata cukup umum dialami banyak orang. Lalu, apa penyebabnya?
1. Peran Irama Sirkadian Tubuh
Tubuh manusia punya “jam biologis” yang disebut irama sirkadian. Jam ini mengatur kapan kita merasa ngantuk dan kapan merasa segar. Saat malam menjelang, tubuh menghasilkan hormon melatonin yang bikin kita mengantuk. Namun, pada titik tertentu di malam hari (biasanya setelah beberapa jam tidur), melatonin mulai menurun. Kalau kamu kebetulan terbangun di saat itu, tubuhmu bisa terasa segar karena hormon ngantuk tadi sudah mereda.
Sebaliknya, di pagi hari saat alarm berbunyi, sering kali kamu justru sedang berada di fase tidur dalam. Nah, kalau terbangun di fase itu, tubuh akan merasa “kaget” dan otak butuh waktu lebih lama untuk benar-benar sadar. Inilah yang membuat mata terasa berat dan malas bangun.
2. Kualitas Tidur Lebih Berpengaruh daripada Lamanya
Bukan hanya soal jam tidur, tapi juga kualitas tidur. Jika di malam hari kamu sudah tidur cukup nyenyak, walau terbangun sebentar, tubuh tetap terasa segar. Tapi jika tidurmu sering terganggu atau tidak benar-benar pulas, begitu pagi datang, badan masih menuntut waktu istirahat tambahan. Itulah sebabnya bangun pagi sering terasa berat.
3. Efek Cahaya dan Lingkungan
Malam hari biasanya lebih gelap, tenang, dan sejuk. Ketika kamu terbangun di kondisi itu, otak tidak langsung menerima stimulus yang membuatnya lelah. Maka, meskipun bangun, kamu bisa merasa lebih segar. Sedangkan pagi hari sering diawali dengan suara alarm, cahaya matahari yang menyilaukan, atau pikiran tentang aktivitas yang menunggu. Hal-hal ini justru membuat tubuh terasa berat dan enggan beranjak dari tempat tidur.
4. Faktor Kebiasaan dan Pola Hidup
Kalau kamu terbiasa tidur larut malam, tubuh akan menyesuaikan pola ngantuk dan segarnya sesuai kebiasaan itu. Jadi, bangun pagi terasa lebih sulit karena tubuh masih menganggap waktunya belum selesai untuk istirahat. Sebaliknya, ketika terbangun di malam hari, kamu bisa merasa segar karena jam biologismu memang belum menganggap itu sebagai waktu bangun.
5. Fenomena “Sleep Inertia”
Ada istilah yang disebut sleep inertia, yaitu rasa lemas, pusing, atau mengantuk sesaat setelah bangun tidur. Biasanya ini terjadi ketika kita terbangun dari tidur yang dalam. Kondisi ini lebih sering dirasakan saat bangun pagi, dibandingkan ketika terbangun sebentar di tengah malam.
Jadi, Apa Solusinya?
Supaya bangun pagi tidak terasa berat, ada beberapa hal yang bisa kamu coba:
-
Tidur lebih teratur, usahakan di jam yang sama setiap hari.
-
Hindari layar gadget berlebihan sebelum tidur karena bisa mengacaukan melatonin.
-
Pastikan kamar nyaman, cukup gelap, dan sejuk.
-
Coba bangun tanpa alarm keras, misalnya dengan alarm cahaya atau musik yang lembut.
-
Jangan langsung rebahan lagi setelah bangun; cuci muka atau lakukan peregangan ringan agar tubuh cepat sadar.
Kesimpulannya, terbangun di malam hari terasa segar bukan karena tubuh sudah cukup istirahat, tapi karena hormon ngantuk sedang berada di fase rendah dan otak tidak terganggu oleh “keharusan beraktivitas”. Sedangkan bangun pagi terasa berat karena biasanya kita dipaksa bangun saat tubuh masih butuh waktu untuk transisi.
Kalau kamu ingin pagi terasa lebih segar, kuncinya ada pada kualitas tidur dan kebiasaan harianmu.