Terimkasih telah mengunjungi halaman ENVERITA.COM, kami sangat menghargai waktu anda dan berharap anda menemukan apa yang anda cari. Jangan ragu untuk menghubungi kami jika ada pertanyaan atau kebutuhan lebih lanjut.
Dalam bab kedua buku The Psychology of Money, Morgan Housel membahas tema yang sering diabaikan namun sangat krusial: keberuntungan (luck) dan risiko (risk) dalam perjalanan mencapai kesuksesan finansial dan kehidupan secara umum. Bab yang berjudul “Luck & Risk” ini mengajak kita untuk melihat bahwa hasil akhir dalam hidup bukan hanya soal kerja keras atau kecerdasan, tetapi juga bagaimana keberuntungan dan risiko berperan besar — kadang tidak terlihat, tapi nyata.
Keberuntungan: Faktor yang Sering Terlupakan dalam Kesuksesan
Housel menegaskan bahwa keberuntungan sering kali menjadi penyebab utama kesuksesan seseorang, tapi sayangnya jarang diakui secara terbuka. Misalnya, kisah Bill Gates yang mendapatkan akses ke komputer di sekolahnya pada tahun 1968, padahal saat itu komputer sangat langka, adalah contoh keberuntungan besar yang membuka jalan bagi kariernya di dunia teknologi.
Hal ini menunjukkan bahwa keberuntungan seringkali berupa peluang atau situasi yang berada di luar kendali individu, tapi memberikan dampak signifikan. Karena keberuntungan sulit diukur atau diprediksi, seringkali kita menganggap kesuksesan sepenuhnya hasil dari kerja keras dan bakat saja — padahal konteks keberuntungan sangat berpengaruh.
Risiko: Ancaman yang Tidak Bisa Dihindari
Di sisi lain, risiko adalah aspek lain yang tak kalah penting. Housel menjelaskan bahwa risiko adalah sesuatu yang melekat dalam setiap keputusan, dan bahkan keputusan yang sudah diperhitungkan dengan matang bisa berujung pada kegagalan karena faktor yang tidak bisa dikendalikan.
Contohnya, seorang investor bisa saja melakukan riset terbaik dan mengambil keputusan cerdas, tapi tetap mengalami kerugian karena kondisi pasar yang tiba-tiba berubah. Risiko ini membuat kita sadar bahwa kegagalan bukan selalu akibat dari kesalahan pribadi, melainkan juga karena ketidakpastian yang inheren dalam hidup.
Sikap yang Perlu Dimiliki: Rendah Hati dan Empati
Mengakui peran keberuntungan dan risiko mengajarkan kita dua hal penting:
-
Rendah hati terhadap kesuksesan diri sendiri. Kesuksesan bukan semata-mata hasil usaha sendiri, tapi juga didukung oleh keberuntungan yang mungkin orang lain tidak miliki.
-
Empati terhadap kegagalan orang lain. Kegagalan seseorang bisa jadi bukan hanya karena mereka malas atau bodoh, tetapi juga karena mereka menghadapi risiko yang sulit dihindari.
Dengan sikap ini, kita bisa lebih bijak menilai diri dan orang lain, mengurangi kesombongan dan stigma negatif, serta memperkuat rasa saling pengertian.
Fakta Menarik
-
Studi menunjukkan bahwa banyak miliarder dan tokoh sukses memiliki cerita keberuntungan unik yang membuka jalan mereka, mulai dari kelahiran di lingkungan tertentu hingga peluang pendidikan langka.
-
Sebaliknya, risiko pasar atau faktor eksternal lain seperti krisis ekonomi, bencana alam, atau pandemi bisa meruntuhkan kekayaan dan karier meski usaha sudah maksimal.
-
Psikolog dan ekonom menyebut fenomena ini sebagai “survivorship bias” — kecenderungan untuk melihat hanya mereka yang sukses tanpa memperhitungkan faktor keberuntungan atau risiko yang juga dialami oleh banyak orang lain.
Kutipan Inspiratif
“Luck plays a bigger role in life than most people want to admit. Understanding this helps us stay humble.” — Morgan Housel
“In the end, it’s not just about hard work or intelligence; sometimes it’s about being in the right place at the right time — and knowing how to navigate the risks along the way.”
Kesimpulan
Bab kedua Psychology of Money ini mengingatkan kita bahwa keberuntungan dan risiko adalah dua sisi mata uang yang sangat memengaruhi perjalanan hidup dan keuangan kita. Kesuksesan bukan hanya tentang apa yang kita lakukan, tapi juga tentang peluang yang kita dapatkan dan risiko yang berhasil atau gagal kita hadapi.
Dengan memahami dan menerima fakta ini, kita bisa membuat keputusan finansial dan hidup yang lebih realistis, rendah hati, dan penuh empati — bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi orang lain di sekitar kita.